Trinity
ALLAH TRITUNGGAL
Banyak pertanyaan yang sering diajukan oleh orang non Kristen atau juga merupakan pertanyaan orang Kristen sendiri mengenai Allah, Anak, Roh Kudus. Beberapa pertanyaan yang paling sering ditanyakan adalah:
Pertanyaan 1. Apakah benar Tuhannya orang Kristen ada 3? Bukankah Tuhan itu Esa?
1. Sikap Yang Benar Untuk Mempelajari Doktrin Allah Tritunggal[1]
1. Karena kebenaran ini berasal dari Sang Pencipta, bukan ciptaan, maka harus kita sadari adanya perbedaan dasar antara Pencipta dan yang dicipta. Ketika kita menemukan kesulitan besar di dalam mempelajari dan mengajarkan doktrin ini, hal ini adalah wajar.
2. Doktrin Tritunggal memang sulit dipelajari karena melampaui rasio manusia (supra rasional). Tetapi ini bukan berarti bertentangan dengan rasio (kontra rasional).
3. Pada waktu kita mempelajari Tritunggal, kita bukan hanya menyelidiki konklusi dogma yang sudah didiskusikan berabad-abad, melainkan juga kita sedang belajar dari Dia, Allah Tritunggal. Allah bukan sekedar obyek penyelidikan kita, melainkan subyek.
2. Kunci kebenaran[2]
- Hanya ada satu Allah yang hidup dan yang benar yang bersifat kekal dan tak berubah yang tidak bisa dipisahkan (Doktrin ke-Esa-an Allah).
- Allah Bapa, Anak dan Roh Kudus adalah Allah sepenuhnya dan setara (Doktrin tiga pribadi sama dalam esensi Ilahi).
- Allah Bapa, Anak, dan Roh Kudus, merupakan pribadi yang berbeda (Doktrin tiga pribadi berbeda dalam subsistence)
Istilah & pengertian “Tritunggal”[3]
Istilah “Tritunggal” tidak ada di dalam Alkitab. Kata ini diadopsi dari istilah Inggris “trinity” (kependekan dari kata “triunity”). Pemunculan pertama kali dari kata ini harus ditelusuri sampai pada jaman Theophilus dari Antiokhia atau Tertulianus. Kata “trinity” sendiri berasal dari bahasa Latin “trinite” atau “trinitas” yang berarti “keadaan menjadi tiga” (“the state of being threefold”).
Apa yang dimaksud dengan “Tritunggal” (tiga tapi satu)? Tiga dalam hal apa? Satu dalam hal apa? Secara sederhana, istilah “Tritunggal” dapat didefinisikan “tiga pribadi ilahi (hypostasis) dalam satu hakekat (ousia)”. Penjelasan yang lebih baku dirumuskan dalam Pengakuan Iman Konstantinopel sebagai berikut “kami percaya bahwa ada satu hakekat (ousia) dari Bapa dan Anak dan Roh Kudus dalam tiga kepribadian yang sempurna (hypostasis) atau tiga Pribadi yang sempurna (proswpois)”. Penekanan pada rumusan ini sebenarnya lebih terletak pada kesatuan dan kesamaan hakekat (homoousios) yang dimiliki oleh ketiga pribadi dalam Tritunggal.
Doktrin Tritunggal dapat diterangkan sebagai berikut:
- Bapa, Anak dan Roh Kudus adalah setara dalam hakekat Di antara ketiganya, tidak ada yang hakekatnya lebih tinggi atau lebih rendah.
- Ketiganya tidak hanya memiliki hakekat yang setara, tetapi juga hakekat yang satu. Tritunggal tidak mengajarkan adanya “tiga atau banyak Allah yang bersatu” (tritheisme/politheisme).
- Bapa, Anak dan Roh Kudus adalah pribadi yang berbeda. Hal ini terlihat dengan jelas pada waktu peristiwa baptisan Yesus (Mat 3:16-17) dan teks-teks lain yang menunjukkan adanya komunikasi antara Bapa dan Anak (Yoh 11:41-42).
- Ketiga Pribadi dalam Tritunggal adalah satu Allah dan satu-satunya Allah yang benar. Walaupun dalam dunia ini banyak yang disebut atau dianggap allah, tetapi bagi kita hanya ada satu Allah (Ul 6:4; Kel 20:3)
Doktrin Tritunggal dalam Perjanjian Lama
- “Baiklah kita jadikan manusia menurut gambar dan rupa Kita...” kata Kita mengacu pada pribadi yang plural (jamak). Kej 3:22, 11:7, Yesaya 6:8
- “(45-7) Takhtamu kepunyaan Allah, tetap untuk seterusnya dan selamanya, dan tongkat kerajaanmu adalah tongkat kebenaran. (45-8) Engkau mencintai keadilan dan membenci kefasikan; sebab itu Allah, Allahmu, telah mengurapi engkau dengan minyak sebagai tanda kesukaan, melebihi teman-teman sekutumu.” (Psa 45:6-7)
- “Mazmur Daud. Demikianlah firman TUHAN kepada tuanku: "Duduklah di sebelah kanan-Ku, sampai Kubuat musuh-musuhmu menjadi tumpuan kakimu." (Psa 110:1)
The older writers discovered intimations of the Trinity in such phenomena as the plural form of the divine name Ělōhı̄m, the occasional employment with reference to God of plural pronouns (“Let us make man in our image,” Gen_1:26; Gen_3:22; Gen_11:7; Isa_6:8), or of plural verbs (Gen_20:13; Gen_35:7), certain repetitions of the name of God which seem to distinguish between God and God (Gen_19:27; Psa_45:6, Psa_45:7; Psa_110:1; Hos_1:7), threefold liturgical formulas (Deu_16:4; Num_6:24, Num_6:26; Isa_6:3), a certain tendency to hypostatize the conception of Wisdom (Prov 8), and especially the remarkable phenomena connected with the appearances of the Angel of Yahweh (Gen_16:2-13; Gen_22:11, Gen_22:16; Gen_31:11, Gen_31:13; Gen_48:15, Gen_48:16; Exo_3:2, Exo_3:4, Exo_3:5; Jdg_13:20-22).
The tendency of more recent authors is to appeal, not so much to specific texts of the Old Testament, as to the very “organism of revelation” in the Old Testament, in which there is perceived an underlying suggestion “that all things owe their existence and persistence to a threefold cause,” both with reference to the first creation, and, more plainly, with reference to the second creation. Passages like Psa_33:6; Isa_61:1; Isa_63:9-12; Hag_2:5, Hag_2:6, in which God and His Word and His Spirit are brought together, co-causes of effects, are adduced. A tendency is pointed out to hypostatize the Word of God on the one hand (e.g. Gen_1:3; Psa_33:6; Psa_107:20; Psa_119:87; Psa_147:15-18; Isa_55:11); and, especially in Ezekiel and the later Prophets, the Spirit of God, on the other (e.g. Gen_1:2; Isa_48:16; Isa_63:10; Eze_2:2; Eze_8:3; Zec_7:12). Suggestions - in Isaiah for instance (Isa_7:14; Isa_9:6) - of the Deity of the Messiah are appealed to. And if the occasional occurrence of plural verbs and pronouns referring to God, and the plural form of the name Ělōhı̄m, are not insisted upon as in themselves evidence of a multiplicity in the Godhead, yet a certain weight is lent them as witnesses that “the God of revelation is no abstract unity, but the living, true God, who in the fullness of His life embraces the highest variety” (Bavinck).
Pernyataan tentang Doktrin Tritunggal:
- Ada dalam Pribadi yang Ilahi tetapi satu esensi yang tak dapat terpisahkan.
- Dalam satu Pribadi yang Ilahi ada tiga Persona atau subsistence individu, Bapa, Anak dan Roh Kudus
- Keseluruhan esensi Allah yang tak terbagi ini dimiliki secara setara oleh setiap Persona dalam Tritunggal.
- Subsistence dan pekerjaan dari tiga Persona dalam Pribadi ilahi (Divine Being) ini ditandai dengan order-keteraturan yang jelas dan tertentu.
- Ada beberapa karakteristik (attributes) yang olehnya ketiga Persona ini adalah berbeda
- Gereja mengakui bahwa Doktrin Trinitas merupakan sebuah misteri yang di atas kemampuan manusia untuk memahaminya.
Pertanyaan 2. Bukankah Yesus itu manusia mengapa disebut Tuhan Allah?
Beberapa fakta yang menyatakan Yesus adalah Tuhan Allah dalam Alkitab[4]:
- Dalam kitab-kitab Injil
· Mar 1:1 Inilah permulaan Injil tentang Yesus Kristus, Anak Allah.
· Mar 4:41 Mereka menjadi sangat takut dan berkata seorang kepada yang lain: "Siapa gerangan orang ini, sehingga angin dan danaupun taat kepada-Nya?"
· Mark 15:39 "Sungguh, orang ini adalah Anak Allah!"
· Luk 1:35 Jawab malaikat itu kepadanya: "Roh Kudus akan turun atasmu dan kuasa Allah Yang Mahatinggi akan menaungi engkau; sebab itu anak yang akan kaulahirkan itu akan disebut kudus, Anak Allah.
Luk 22:69-70 Mulai sekarang Anak Manusia sudah duduk di sebelah kanan Allah Yang Mahakuasa." Kata mereka semua: "Kalau begitu, Engkau ini Anak Allah?" Jawab Yesus: "Kamu sendiri mengatakan, bahwa Akulah Anak Allah."
· Mat 28:19-20
Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman."
· Joh 1:1-3 Pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah. Ia pada mulanya bersama-sama dengan Allah. Segala sesuatu dijadikan oleh Dia dan tanpa Dia tidak ada suatupun yang telah jadi dari segala yang telah dijadikan.
· Joh 1:18 No one has ever seen God; the only God, who is at the Father's side, he has made him known.
· Joh 1:18 Tidak seorangpun yang pernah melihat Allah; tetapi Anak Tunggal Allah, yang ada di pangkuan Bapa, Dialah yang menyatakan-Nya.
· Joh 20:28 Tomas menjawab Dia: "Ya Tuhanku dan Allahku!"
2. Dalam surat Paulus dan kitab Perjanjian Baru lainnya
· Rom 10:9 Sebab jika kamu mengaku dengan mulutmu, bahwa Yesus adalah Tuhan, dan percaya dalam hatimu, bahwa Allah telah membangkitkan Dia dari antara orang mati, maka kamu akan diselamatkan.
· Php 2:5-8 Hendaklah kamu dalam hidupmu bersama, menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat juga dalam Kristus Yesus, yang walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan, melainkan telah mengosongkan diri-Nya sendiri, dan mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia. Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib.
· Php 2:10-11 supaya dalam nama Yesus bertekuk lutut segala yang ada di langit dan yang ada di atas bumi dan yang ada di bawah bumi, dan segala lidah mengaku: "Yesus Kristus adalah Tuhan," bagi kemuliaan Allah, Bapa!
· Col 1:15-19 Ia adalah gambar Allah yang tidak kelihatan, yang sulung, lebih utama dari segala yang diciptakan, karena di dalam Dialah telah diciptakan segala sesuatu, yang ada di sorga dan yang ada di bumi, yang kelihatan dan yang tidak kelihatan, baik singgasana, maupun kerajaan, baik pemerintah, maupun penguasa; segala sesuatu diciptakan oleh Dia dan untuk Dia. Ia ada terlebih dahulu dari segala sesuatu dan segala sesuatu ada di dalam Dia. Ialah kepala tubuh, yaitu jemaat. Ialah yang sulung, yang pertama bangkit dari antara orang mati, sehingga Ia yang lebih utama dalam segala sesuatu. Karena seluruh kepenuhan Allah berkenan diam di dalam Dia,
· Heb 1:2-4 maka pada zaman akhir ini Ia telah berbicara kepada kita dengan perantaraan Anak-Nya, yang telah Ia tetapkan sebagai yang berhak menerima segala yang ada. Oleh Dia Allah telah menjadikan alam semesta. Ia adalah cahaya kemuliaan Allah dan gambar wujud Allah dan menopang segala yang ada dengan firman-Nya yang penuh kekuasaan. Dan setelah Ia selesai mengadakan penyucian dosa, Ia duduk di sebelah kanan Yang Mahabesar, di tempat yang tinggi, jauh lebih tinggi dari pada malaikat-malaikat, sama seperti nama yang dikaruniakan kepada-Nya jauh lebih indah dari pada nama mereka.
· Heb 1:6 Dan ketika Ia membawa pula Anak-Nya yang sulung ke dunia, Ia berkata: "Semua malaikat Allah harus menyembah Dia."
· Wahyu 5:13 "Bagi Dia yang duduk di atas takhta dan bagi Anak Domba, adalah puji-pujian dan hormat dan kemuliaan dan kuasa sampai selama-lamanya!"
3. Dari tulisan dan konsili para bapa gereja
· Ignatius, uskup Anthiokhia (107-110) : “Dia yang sebelum segala zaman sudah ada bersama Bapa”
· Ireneus: “Bapa adalah Allah dan Anak adalah Allah...”
· Tertullianus : “satu pribadi...Allah dan manusia”
· Konsili Nicea (sidang bapa-bapa gereja/uskup, 325): “Dan kepada satu Tuhan, Yesus Kristus, Anak Allah,....”
Bukti Alkitab tentang KeTuhanan Anak termasuk[5]:
- Perjanjian Lama memberikan beberapa fakta dan memprediksikan tentang Mesias yang Kudus
- Kesaksian Yesus tentang Diri-Nya secara perkataan maupun tidakan
- Kebangkitan-Nya
- Para Penulis Perjanjian Baru, kesatuan kesaksian tentang Kristus
- Secara khusus, sembilan bagian dalam Perjanjian Baru dimana “Allah” (Theos) digunakan kepada Kristus.
Beberapa tindakan Yesus yang menyatakan bahwa Ia adalah Mesias:
Ia berkuasa mengampuni dosa, Ia mendengarkan dan menjawab doa, Ia menerima sembah dan puji-pujian dari manusia, Ia adalah objek dari iman manusia, Ia mengadakan berbagai mujizat.
Ia berkuasa atas segala sesuatu, kekuasaan yang tak terbatas (omnipotent), Ia tidak terbatas ruang dan waktu (omnipresence), Ia mengetahui segala sesuatu (omniscience).
Ia duduk disebelah kanan Allah Yang Maha Kudus. Ia bangkit dari kematian.
Pertanyaan 3. Apakah benar Allah mempunyai anak yaitu Yesus? Jika Yesus adalah Allah mengapa Yesus juga berdoa kepada Allah? Apa yang membedakan Allah Bapa, Allah Putra, dan Roh Kudus dari segi pekerjaan, dan waktu?
Beberapa pemahaman yang penting untuk menjawab pertanyaan di atas:[6]
Ad. 1 God Is Three Persons
Kenyataan bahwa Allah adalah tiga pribadi berarti bahwa
· Bapa tidak sama dengan Anak
Selidikilah ayat-ayat ini: I Tim 1:1-2; Mat 4;3-4; Luk 23:34,46; Yoh 11:41; 17:1; Ibrani 5:7; Markus 13:32; Yoh 8:42; Yoh 3:16; Yoh 5:19, 23-6; Luk 22:42; Yoh 14:31; Yoh 15:9; Yoh 16:10,28; Yoh 17:5; I Kor 15:28; Yoh 10:30; Mat 27:43, 14:61.
· Bapa tidak sama dengan Roh Kudus
Selidikilah ayat-ayat ini : Kis 5:31-2; 7:55; 10:38; 13:2; I Kor 2:10-11; Rom 8:26; Yoh 14:26; Yoh 16:13-4.
· Anak tidak sama dengan Roh Kudus.
Selidikilah ayat-ayat ini : Markus 1:10; Luk 4:18; I Pet 3:18; Yoh 16:7,14
Ad.2 Each Person Is Fully God
a. Allah Bapa adalah Allah.
Hal ini sangat jelas sekali, mulai dari ayat pertama dalam Alkitab, di mana Allah menciptakan dunia dan seisinya, sampai dengan kitab terakhir dalam Alkitab.
b. Yesus Kristus adalah Allah (The Son is fully God)
- Ia mempunyai hak mengampuni dosa (Mar 2:5)
- Ia mempunyai kuasa untuk menghakimi dunia (Mat 25:31-46) dan yang hidup dan yang mati ( 2 Tim 4:1; II Kor 5:10)
- Ia memiliki kebersamaan dengan Allah (Yoh 14:23)
- Ia memiliki ada sejak awal (Yoh 8:58)
- Ia dan Bapa satu dan siapa yang melihat Dia telah melihat Bapa (Yoh 14:7-9)
- Ia memiliki otoritas atas hari Sabat (Kel 20:8-11 & Mar 2:27-8)
- Ia memiliki substansi dan kualitas Allah ( Fil 2:5-11)
- Ia adalah gambar Allah yang tak kelihatan (Kol 1:15-20). Ia memiliki kepenuhan Allah dan sejajar dengan Allah (Kol 2:9).
- Ia menerima perlakuan terhadap diriNya sebagai Allah (Yoh 20:28)
c. Roh Kudus adalah Allah (The Holy Spirit is also fully God)
- Dalam Kis 5:3-4, Petrus menyamakan berbohong kepada Roh Kudus sama dengan berbohong kepada Allah.
- Paulus dalam I Kor 3:16, mengatakan Roh Allah (Roh Kudus) berdiam dalam Bait Allah.
- Daud dalam Mazmur 139:7-8, mengungkapkan akan sifat omnipresence (ke-mahahadir-an) dari Roh Kudus
- I Kor 2:10-11, --- sifat omniscience (ke-mahatahu-an) dari Roh Kudus.
- Proses kelahiran baru dari org percaya adalah pekerjaan Roh Kudus (Yoh 3:5-7 bandingkan I Yoh 3:9)
Ad. 3 There is only One God
Alkitab PL & PB dengan sangat jelas menegaskan bahwa hanya ada dan hanya satu Allah. Allah hanya ada satu being atau essence.
- Ulangan 6:4-5
- Kel 15:11
- Yesaya 45:5-6; 21-22
- Dalam Perjanjian Baru juga tegas dinyatakan bahwa hanya ada satu Allah. (I Tim 2:5; Roma 3:30; I Kor 8:6, Yak 2:19).
The Son of God (Anak Allah)
Yesus Kristus, sebagai Anak Allah, memiliki kesatuan esensi yang ilahi dengan Allah dinyatakan dalam ke empat Injil. Ia menyatakan bahwa Allah adalah Bapa-Nya yang menyatakan bahwa Ia memiliki kesatuan esensi yang ilahi dengan Allah dan setara dengan Allah.
Anak Allah, istilah yang menggambarkan relasi-Nya yang kekal ddan dinamis dengan Bapa. Ia ada bersama Bapa dalam penciptaan, dan ada bersama dalam kemuliaan Bapa. Anak taat pada Bapa dalam segala hal, Anak diutus oleh Bapa dan bekerja dibawah otoritas Bapa. Roh Kudus diutus oleh Bapa dalam nama Kristus, tinggal dalam diri orang percaya menyatakan tentang Kristus.
Pertanyaan 4. Bagaimana hubungan Doktrin Tritunggal dengan Kehidupan Orang Kristen? (penerapan praktis)
1. DOA[7]
Doktrin ini membentuk fondasi, bagaimana caranya kita berdoa. Doa kita harus terarah kepada ketiga pribadi TRITUNGGAL. Perjanjian Baru meng”konfirmasi”kan kepada kita, doa itu terarah kepada Bapa secara wajar, seperti yang Yesus ajarkan sendiri. Bapa, sumber penciptaan dan keselamatana kita, karena itu layak kita puji. Sekaligus, kita bisa bersyafaat kepada Dia untuk segala kebutuhan kita, karena Dia-lah Bapa yang baik.
Tentunya doa pun kita arahkan kepada Yesus Kristus, karena Dia-lah Tuhan yang sudah mengerjakan keselamatan bagi kita dan Dia-lah yang dinantikan oleh kita mau pun semua ciptaan yang akan mempersembahkan “koor” penyembahan : HE IS THE LORD (Fil 2:9-10). Roh Kudus pun layak jadi alamat doa kita (kendati pun tidak ada referensi langsung dalam Alkitab). Sepanjang sejarah Hymn / Liturgy, kita datang kepada Roh Kudus untuk menyembah dan menghampiriNya. Namun sekaligus kita harus ingat, Roh Kudus menyatakan diriNya sebagai pribadi yang “silent”, yang tidak pernah membawa perhatian kita kepadaNya, melainkan membawa perhatian kita kepada Anak dan Bapa.
2. ETIKA KRISTEN : OUR GOD IS A SOCIAL TRINITY[8]
Doktrin ini harus jadi Fondasi Etika Kristen. Waktu kita menyebut Allah Tritunggal di dalam kekekalan, Allah kita yang esa adalah suatu REALITAS SOSIAL (THE SOCIAL TRINITY). Sehingga itu berarti Allah menghendaki Umat Manusia, bukan memfokuskan kepada SOLITARY PERSON, melainkan PERSON IN COMMUNITY. Allah Tritunggal di dalam kekekalanNya adalah Allah yang Kasih. Maka di dalam komunitas kita dan dalam relasi kita, Kasih adalah ideal dan standard bagi relasi kehidupan manusia (Household of Faith).
Pertanyaan 5. Bagaimana dengan ilustrasi yang menggambarkan tentang Allah Tritunggal?
Beberapa kelemahan dalam penggunaan ilustrasi untuk menjelaskan Tritunggal[9]
Banyak orang mencoba menjelaskan pengertian Tritunggal melalui beragam ilustrasi dari alam atau kehidupan sehari-hari. Walaupun sudah banyak usaha dilakukan, namun tidak ada satu pun yang berhasil menerangkan dengan memuaskan. Wayne Grudem dan Millard J. Erickson memberikan penjelasan yang bermanfaat untuk mengetahui kelemahan serius dari beberapa ilustrasi yang biasanya dipakai untuk menjelaskan Tritunggal.
(1) Daun semanggi.
Daun semanggi adalah daun yang cukup unik, karena dalam satu tangkai daun (clover) terdapat tiga daun (leaf). Walaupun ilustrasi ini menarik, tetapi memiliki beberapa kelemahan serius, Setiap daun hanya merupakan bagian dari tangkai daun dan satu daun tidak dapat dikatakan sebagai seluruh tangkai daun, padahal dalam doktrin Tritunggal masing-masing Pribadi adalah Allah seutuhnya (fully God). Kelemahan lain adalah sifat tangkai daun yang tidak berpribadi (impersonal), sedangkan dalam Tritunggal terdapat tiga Pribadi yang berbeda.
(2) Pohon dengan tiga bagiannya: akar, batang dan cabang.
Sama seperti ilustrasi sebelumnya, kelemahan ilustrasi ini terletak pada fakta bahwa satu bagian saja tidak dikatakan sebagai sebuah pohon (dapatkah kita menyebut akar sebagai pohon?). Ilustrasi ini juga sifatnya tidak berpribadi. Di samping itu, masing-masing bagian dari pohon (akar, batang, cabang) memiliki sifat/karakteristik yang berbeda, sedangkan dalam Tritunggal masing-masing Pribadi memiliki semua sifat keilahian yang sama dan setara.
(3) Tiga bentuk air: uap, air dan es.
Ini merupakan salah satu ilustrasi yang cukup populer. Sayangnya, ilustrasi ini pun memiliki kelemahan. Materi yang ada tidak pernah berada bersama-sama dalam bentuk yang berbeda pada waktu yang sama, padahal dalam Tritunggal ketiga Pribadi selalu berada dalam kesatuan tanpa menghilangkan perbedaan pribadi. Di samping itu, masing-masing bentuk (upa, air dan es) memiliki sifat dan karakteristik yang berbeda. Sifat ilustrasi ini yang tidak berpribadi juga menjadi tambahan kelemahan dari ilustrasi ini.
(4) Orang dengan tiga peran berbeda.
Di kalangan orang Kristen awam, ilustrasi ini sangat digemari. Tritunggal digambarkan sebagai seorang ayah yang berprofesi sebagai petani, kepala polisi di kota sekaligus penatua di gereja. Ia memainkan peranan yang berbeda pada waktu yang berbeda, tetapi ia tetap satu orang. Bagaimanapun, ilustrasi ini memiliki kelemahan fatal, yaitu mengajarkan adanya satu pribadi yang mengerjakan tiga fungsi, padahal dalam Tritunggal ada tiga Pribadi yang saling berinteraksi satu dengan yang lainnya.
(5) Kesatuan pikiran, emosi dan kehendak.
Ilustrasi ini memiliki beberapa kelemahan: masing-masing elemen tidak dapat disebut sebagai seluruh pribadi dari seseorang; ketiganya juga memiliki esensi dan karakteristik yang berbeda-beda. Di samping itu, di antara ketiganya kadangkala ada ketidakharmonisan tindakan, misalnya pada saat seorang miskin mencuri ia mungkin menyetujui bahwa tindakan itu diperlukan, tetapi dalam dirinya pasti ada gejolak perasaan karena tindakan itu sebenarnya tidak ia inginkan. Hal ini sangat berbeda dengan relasi dalam Tritunggal yang selalu harmonis.
(6) Telur yang terdiri dari cangkang, putih telur dan kuning telur.
Kelemahan ilustrasi ini antara lain: masing-masing elemen memiliki bahan dan karakteristik yang berbeda; masing-masing juga terpisah (tidak dapat bersatu); masing-masing bagian tidak dapat dikatakan sebagai sebuah telur tanpa bagian-bagian yang lain; ilustrasi ini sifatnya tidak berpribadi.
(7) Celana panjang.
Apakah sebuah celana panjang itu satu atau dua? Di bagian atas satu, di bagian bawah dua. Seperti itulah kira-kira yang ingin disampaikan dalam ilustrasi ini. Sama seperti yang lain, ilustrasi ini juga tidak lepas dari kelemahan. Yang pasti, ilustrasi ini sifatnya tidak berpribadi. Selain itu, bagian bawah yang terdiri dari dua alur benar-benar identik dari sisi 4/6 bahan maupun bentuk. Yang terakhir, jika masing-masing bagian kita potong, apakah kita masih dapat mengatakan bahwa bagian itu adalah sebuah celana panjang?
(8) Dua orang kembar.
Orang kembar sekilas tampak sebagai ilustrasi yang cukup layak. Dalam taraf tertentu, dua orang kembar memiliki esensi yang sama dan terdiri dari kombinasi genetika yang sama pula. Jika dilakukan tranplantasi organ, masing-masing dapat menerima organ yang lainnya tanpa ada penolakan. Uniknya, keduanya juga memiliki kepribadian yang
berbeda. Mereka memiliki pasangan hidup yang berbeda. Apa kelemahan dari ilustrasi ini? Tidak ada dua orang kembar yang benar-benar identik! Di antara dua orang kembar pasti ada keunikan khusus dalam fisik masingmasing.
Kelemahan lain berhubungan dengan kesatuan pikiran dan kehendak. Tiga Pribadi dalam Tritungal memang berbeda, tetapi mereka selalu memiliki pikiran dan kehendak yang sama, sedangkan dua orang kembar seringkali memiliki kecenderungan dan pilihan yang berbeda.
(9) Matahari: substansi, sinar dan panas.
Ilustrasi ini tidak disinggung oleh Grudem maupun Erickson, tetapi kita perlu membahasnya karena ini sudah dipakai sejak abad permulaan. Athanasius mungkin adalah orang yang pertama kali memberi ide dan mempopulerkan ini. Menurut ilustrasi ini, substansi matahari, sinar dan panas yang dihasilkan berbeda-beda, tetapi semua tetap satu, yaitu matahari. Orang tidak dapat memisahkan matahari dari sinar maupu panasnya. Walaupun ilustrasi ini cukup baik, tetapi tetap mengandung kelemahan. Pertama, ilustrasi ini sifatnya tidak berpribadi. Kedua, sinar dan panas dalam ilustrasi ini sifatnya tidak kekal, karena dihasilkan oleh substansi matahari. Ketiga, ketiga elemen yang ada memiliki esensi yang berbeda: esensi dari materi matahari berbeda dengan sinar, begitu pula dengan panas yang ditimbulkan.
Karena tidak ada ilustrasi yang memadai, beberapa teolog mencoba menerangkan doktrin Tritunggal melalui penggunaan gambar segitiga dengan masing-masing titik pertemuan diberi nama “Bapa”, “Anak” dan “Roh Kudus”. Di bagian sisi luar segitiga masing-masing diberi tanda untuk menunjukkan bahwa pribadi Bapa tidak sama dengan Anak, Anak tidak sama dengan Roh Kudus dan Roh Kudus tidak sama dengan Bapa. Di bagian dalam segitiga ditarik garis dari tiap sudut ke arah tengah dan diberi nama “Allah” untuk menunjukkan bahwa baik Bapa, Anak maupun Roh kudus adalah Allah yang satu yang yang sama dalam hakekatnya. Apa yang disampaikan dalam gambar di atas tidak lebih banyak dan jelas daripada yang disampaikan melalui definisi Tritunggal. Intinya, gambar di atas tidak menambah apapun pada pemahaman kita tentang “pribadi” maupun “hakekat” dalam diskusi Tritunggal.
[1] Stephen Tong, Allah Tritunggal (Jakarta: LRII,1990) 12-18, dalam makalah Allah Tritunggal, Alex Nanlohy
[2] Martin H Manser, dll, Collins Bible companion (Collins: 2009) p: 346-347
[3] Yakub Tri Handoko, Th. M., kumpulan makalah Pendalaman Alkitab GKRI Exodus tentang Doktrin Tritunggal
[4] J ED Komoszewski, dkk, Reinventing Jesus, Perkantas
[5] Dr. Robert L Reymond, A New Systematic Theology of The Christian Faith, p. 211
[6] Makalah Allah Tritunggal disusun oleh Alex Nanlohy, Perkantas Jakarta
[7] Makalah Allah Tritunggal disusun oleh Alex Nanlohy, Perkantas Jakarta
[8] ibidem
[9] Yakub Tri Handoko, Th. M., kumpulan makalah Pendalaman Alkitab GKRI Exodus tentang Doktrin Tritunggal