My Reflection on “Terrorism/Radicalism” on Christian Ethics.

The question on this topic is “what is our respond as the Church of Christ if we face persecution by the radical Muslim? will we use our right to defence or avenge?”
Indonesia is the largest Muslim population in the world. Christians are minority in the country, but the number of Christians increase reach to 15 % of the population. To keep the peaceful condition, the churches choose to keep silent and not to raise up their protest voice for a long time. But thanks to God that in the midst of her silence, the churches grow up as planted in good soil, in the midst of opposition.
In the times of Soeharto regime there were 456 churches being close down, at the era of Megawati Soekarno Putri there were 92 churches and the largest number on the history is at the era of our president now, at 2010 the accumulation of the churches being closed or destroyed reached 2.442 churches1, which has connection with the radical Muslim influence. And last year a church which has been closed down held their weekly Sunday service in front of the President palace to launch their protest to the government.
Paul said in Philippians 1:12-14;3:7 that the progress of the gospel (the proclaimed Chist) is the priority what ever the circumstances (in suffering, opposition or peaceful condition). Christ is the central and the reason for all the condition we face including suffering. Our task is to proclaimed about Christ through our good deed in the midst of all the oppositions in the Christianity. As Peter stated “So then, those who suffer according to God’s will should commit themselves to their faithful Creator and continue to do good.” I Pet 4:19. I think as Christians what we can do is not to avange, but to stand firm, survive in perseverance, keep on doing good things, and do not stop to witness about Christ through our good deeds and acts in every situation.
I hope also by seeing from the perpective beyond the circumstances, seeing Christ in all the circumstances, we will not be frightened by the opposition or revenge to the terrorism. The example of Christ endured suffering on the way to the cross become our model to face opposition and suffering. When the opposition insults Him, He did not retaliate; when He suffered, He made no threats. Instead, He entrusted himself to him who judges justly2. We also called not to repay evil with evil or insult with insult, but we will repay it with blessing3. God is in control of everything and He is the righteous Judge. Whatever the circumstances whether it is bad or good, frightened or danger or peace, we see the perspective of Christ who is beyond all the circumstances. This will give us courage and peace to face all the unpredictable things in our life, including what terroris will do in our country.
Footnotes:
1Victor Silaen, “Sesat oleh Menteri Agama”, Tempo Newspaper, 11 April 2013
2I Pet 2:23
3I Peter 3:8-9

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mempersiapkan dan Menyusun Khotbah/Renungan

1. Mempersiapkan Sebuah Renungan Renungan Firman Tuhan adalah pesan Firman Tuhan yang ingin disampaikan kepada jemaat. Renungan ini berisi pengajaran tentang kebenaran Firman yang telah diteliti dan direnungkan secara mendalam serta dibagikan kepada jemaat. Renungan Firman Tuhan juga menjadi jembatan penghubung untuk menyampaikan kebenaran Alkitab yang ditulis pada masa lalu kepada dunia zaman kita sekarang dengan segala perkembangan dan tantangan yang ada di dalamnya. Pengkhotbah (Pembawa Renungan) adalah… ·          “pembawa berita” atau kabar baik yang memberitakan tentang Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat yang kekal. ·          “penabur” yang menaburkan benih Firman Tuhan ke tanah yang diharapkan nantinya berbuah banyak untuk kemuliaan Tuhan. ·          “duta besar” yang diberi tugas untuk mewakili Pribadi yang mengutusnya di negara lain. ·          “pelayan ” yang diberi tugas bertanggung jawab atas rumah Allah. ·          “penggembala ” yang me
Baca selengkapnya

Doa Agur Amsal 30:7-9

Doa Agur :“Permohonan untuk Kemurnian dan Integritas Hidup” Introduction Seorang staff senior di Perkantas pernah berkata, banyak alumni yang justru jatuh ketika berkelimpahan uang. Tampaknya ada satu pembinaan yang diperlukan untuk alumni-alumni kita yaitu bagaimana bagaimana menjaga hidup tetap berintegritas ketika berkelimpahan uang? Ya, tidak sedikit orang Kristen yang ketika mahasiswa menggebu-gebu melayani Tuhan, namun ketika berkelimpahan dengan harta benda, melupakan Tuhan dalam hidup mereka. Tak sedikit pula yang bermasalah dalam hal integritas, khususnya dalam hal keuangan, bahkan yang terlilit hutang atau ketahuan korupsi mengambil uang yang bukan haknya. Kita semua tidak imun terhadap masalah yang satu ini. Kita juga bisa gagal dan jatuh, mengambil keputusan yang salah yang merugikan diri sendiri dan orang lain. Hari ini kita belajar dari doa seorang yang bernama Agur yang meminta 2 hal yang khusus dalam hidupnya kepada Tuhan. Pertama: ia meminta dijauhkan dari k
Baca selengkapnya

Jalan Keselamatan

Gambar
I. Pada mulanya segala sesuatunya amat sangat baik Pada mulanya Allah menciptakan manusia dan seluruh alam ciptaan dengan sangat baik. Allah berkomunikasi langsung dengan manusia.Demikian sebaliknya, manusia sangat akrab dengan Allah. II. Manusia jatuh ke dalam dosa Tetapi ketika manusia melanggar perintah Allah, manusia jatuh ke dalam dosa. Manusia memberontak kepada Allah. Manusia menjadi allah bagi dirinya sendiri. Ada jurang pemisah antara Allah dan manusia yaitu DOSA "Sesungguhnya, tangan TUHAN tidak kurang panjang untuk menyelamatkan, dan pendengaran-Nya tidak kurang tajam untuk mendengar; tetapi yang merupakan pemisah antara kamu dan Allahmu ialah segala kejahatanmu , dan yang membuat Dia menyembunyikan diri terhadap kamu, sehingga Ia tidak mendengar, ialah segala dosamu ."  Yesaya 59:1-2 III. Fakta tentang manusia berdosa Ya, yang membuat kita terpisah dari Allah adalah segala kejahatan dan dosa kita yang mendukakan hati-Nya. Seperti apa kondisi
Baca selengkapnya