Celotehku di pagi hari, Kamis 9 Februari 2012
Hai,
Apakah anda sedang sendirian di sana? dan tiba-tiba secara tidak sengaja "search something" dan menemukan lembar halaman tulisan-tulisan saya?
Mungkin kita tidak saling kenal.. tetapi jadi sedikit mengenal melalui lembar-lembar tulisan dunia maya ini. Tidak apa-apa.. Thanks karena sudah bersedia meluangkan waktu dan membaca.
Pagi ini aku ingin berceloteh, berkicau, seperti di pagi hari yang baru, burung-burung di pepohonan dengan riangnya berkicau merdu menyambut hari baru. Welcome 9 Februari 2012!
Aku ingin berceloteh-celoteh....
Menurutku, dibalik semua harta dan kekayaan dan semua materi yang manusia cari di dunia, di dalamnya ada satu kebutuhan dan kekosongan besar tentang penerimaan dan cinta kasih. Dan cinta kasih yang sejati itu hanya ada di dalam Tuhan Yesus!
1 Yoh 4:9 "Dalam hal inilah kasih Allah dinyatakan di tengah-tengah kita, yaitu bahwa Allah telah mengutus Anak-Nya yang tunggal ke dalam dunia, supaya kita hidup oleh-Nya. "
Kadang aku ngeri juga membayangkan manusia yang hidup di dunia ini. Tujuannya cuma satu : supaya jadi kaya dan bisa hidup. betapa menyedihkannya! seharusnya hidup itu bukan hanya supaya bisa hidup dan bisa punya sesuatu saja.
Aku pernah merenung suatu waktu. duduk di tangga sebuah gedung kecil yang berhadapan langsung dengan jalan. Aku duduk dan terdiam memperhatikan kendaraan yang berlalu lalang melewati jalan di depanku. Sekilas terlintas pemikiran dalam benakku. "apa yang sebenarnya dicari manusia? Mereka berlalu lalang, datang dan pergi, mencari arti dan tak menemukannya".. "ambil jalan yang berbeda, biarkan mereka lalu lalang dan pergi, tetapi ambil jalan yang berbeda dengan apa yang dicari oleh dunia ini.."
Itu dulu, ketika aku baru awal menjadi mahasiswa. Dan peristiwa itu membekas dalam memoriku.
Aku juga pernah duduk di sebuah hotel, Hotel Shangri-La Jakarta, untuk menemani mamah dan kakakku. Di sebuah kamar hotel di lantai yang cukup tinggi (lantai 9?). Aku duduk di tepi, samping sebuah kaca besar jendela kamar hotel itu dan menatap hamparan langit senja Jakarta dan kerlap-kerlip lampu kota yang menunjukkan kemewahannya. Kerlap kerlip itu begitu indah. Menunjukkan tentang betapa luasnya kesempatan hidup. Menggambarkan betapa indahnya dunia dan tantangan yang ada di dalamnya. Aku terdiam. Merenungkan pilihan hidupku yang akan aku ambil yang akan bertolak belakang dengan tawaran dunia itu. Air mata menetes di pipiku ketika dengan suara lirih aku harus jujur kepada mamahku ditempat itu bahwa aku ingin menjadi seorang yang bekerja di ladang Tuhan, yang kadang tampak tidak jelas penghidupannya. Sambil duduk terus menatap langit Jakarta dan keindahan kerlip lampu kotanya, air mataku mengalir. Sepanjang 3 hari sejak saat itu, kebisuan yang menemani relasiku dengan mamah. Raut wajahnya yang menolak, emosinya memberi hujaman tawar dihatiku waktu itu.
Itu dulu, 6 bulan sebelum aku lulus kuliah. Dan itu menjadi kenangan yang terlukis dalam hidupku.
Kini semua itu sudah berlalu, dan aku sudah menjalani separuh perjalanan?... ya, sudah terlewati satu demi satu, kejadian demi kejadian, masa demi masa. dan aku tetap bersyukur atas pilihanku. Ada masa-masa menangis. Ada masa-masa mengeluh dan bertanya "Mengapa Tuhan?"..."Mengapa jadi seperti ini?"
Pekerjaan-Nya masih banyak yang mesti kita kerjakan. Ladang-Nya butuh orang-orang yang memberi diri sepenuh hati untuk mengelola dan mengerjakan pelayanan-Nya kepada seluruh umat manusia dan orang percaya. Tanggung jawab itu ada di dalam diri anak-anak-Nya. Merekalah yang diberi otoritas untuk mengelola dan bertanggung jawab memelihara bumi, karena mereka mengerti apa yang dikehendaki oleh Bapa-nya.
Aku bersyukur karena mengabdikan hidup untuk mempersiapkan generasi muda yang seperti itu. Walaupun tidak banyak orang, tetapi aku yakin anak-anak yang sedang dibina dan dilatih adalah anak-anak yang punya kualitas yang berbeda dalam daya tahan, daya juang dan penyerahan diri mereka pada Tuhan.
Aku berdoa suatu saat dari orang-orang yang dibina, akan lahir rumah sakit-rumah sakit Kristen yang memancarkan nilai-nilai Kristus di tengah dunia pelayanan medis. Dengan pelayanan dari dokter-dokter Kristen yang cinta Tuhan, penuh kasih, berintegritas penuh dan mau bayar harga demi menyatakan kebenaran.
Aku berdoa juga akan lahir pendidik-pendidik Kristen, yang punya kualitas yang mencerminkan "Sang Guru Agung". Mengajarkan nilai-nilai kebenaran kepada anak didiknya, mendidik secara menyeluruh, dan mengubah hidup anak-anak yang diajarkannya kepada kebenaran.
Aku berdoa akan lahir generasi penerus bangsa di berbagai bidang kehidupan dalam bidang-bidang profesi yang sudah dikuduskan bagi Tuhan. Menggunakan bidang profesi sebagai misi, mengelola bumi ciptaan-Nya bagi kemuliaan-Nya, berkeluarga dan menghasilkan anak-anak yang juga berkualitas dan cinta Tuhan-Nya. Puluhan, ratusan, ribuan bahkan jutaan anak-anak Tuhan yang menggarami dan menerangi bumi Indonesia.
Semoga ini bukan hanya doaku, tetapi juga doamu. Dan aku berdoa agar kita masing-masing menjadi jawaban atas doa kita, dengan menjadi yang terbaik yang bisa kita kerjakan bagi kemuliaan-Nya.
Akhir kata.. jika kita hidup, hiduplah bagi Dia yang menciptakanmu dan pemilik hidupmu! Berkaryalah bagi Dia dan ikutlah Dia!
Demikian celoteh pagi hariku..
ayo kita bersatu! Jadilah terang!
Apakah anda sedang sendirian di sana? dan tiba-tiba secara tidak sengaja "search something" dan menemukan lembar halaman tulisan-tulisan saya?
Mungkin kita tidak saling kenal.. tetapi jadi sedikit mengenal melalui lembar-lembar tulisan dunia maya ini. Tidak apa-apa.. Thanks karena sudah bersedia meluangkan waktu dan membaca.
Pagi ini aku ingin berceloteh, berkicau, seperti di pagi hari yang baru, burung-burung di pepohonan dengan riangnya berkicau merdu menyambut hari baru. Welcome 9 Februari 2012!
Aku ingin berceloteh-celoteh....
Menurutku, dibalik semua harta dan kekayaan dan semua materi yang manusia cari di dunia, di dalamnya ada satu kebutuhan dan kekosongan besar tentang penerimaan dan cinta kasih. Dan cinta kasih yang sejati itu hanya ada di dalam Tuhan Yesus!
1 Yoh 4:9 "Dalam hal inilah kasih Allah dinyatakan di tengah-tengah kita, yaitu bahwa Allah telah mengutus Anak-Nya yang tunggal ke dalam dunia, supaya kita hidup oleh-Nya. "
Kadang aku ngeri juga membayangkan manusia yang hidup di dunia ini. Tujuannya cuma satu : supaya jadi kaya dan bisa hidup. betapa menyedihkannya! seharusnya hidup itu bukan hanya supaya bisa hidup dan bisa punya sesuatu saja.
Aku pernah merenung suatu waktu. duduk di tangga sebuah gedung kecil yang berhadapan langsung dengan jalan. Aku duduk dan terdiam memperhatikan kendaraan yang berlalu lalang melewati jalan di depanku. Sekilas terlintas pemikiran dalam benakku. "apa yang sebenarnya dicari manusia? Mereka berlalu lalang, datang dan pergi, mencari arti dan tak menemukannya".. "ambil jalan yang berbeda, biarkan mereka lalu lalang dan pergi, tetapi ambil jalan yang berbeda dengan apa yang dicari oleh dunia ini.."
Itu dulu, ketika aku baru awal menjadi mahasiswa. Dan peristiwa itu membekas dalam memoriku.
Aku juga pernah duduk di sebuah hotel, Hotel Shangri-La Jakarta, untuk menemani mamah dan kakakku. Di sebuah kamar hotel di lantai yang cukup tinggi (lantai 9?). Aku duduk di tepi, samping sebuah kaca besar jendela kamar hotel itu dan menatap hamparan langit senja Jakarta dan kerlap-kerlip lampu kota yang menunjukkan kemewahannya. Kerlap kerlip itu begitu indah. Menunjukkan tentang betapa luasnya kesempatan hidup. Menggambarkan betapa indahnya dunia dan tantangan yang ada di dalamnya. Aku terdiam. Merenungkan pilihan hidupku yang akan aku ambil yang akan bertolak belakang dengan tawaran dunia itu. Air mata menetes di pipiku ketika dengan suara lirih aku harus jujur kepada mamahku ditempat itu bahwa aku ingin menjadi seorang yang bekerja di ladang Tuhan, yang kadang tampak tidak jelas penghidupannya. Sambil duduk terus menatap langit Jakarta dan keindahan kerlip lampu kotanya, air mataku mengalir. Sepanjang 3 hari sejak saat itu, kebisuan yang menemani relasiku dengan mamah. Raut wajahnya yang menolak, emosinya memberi hujaman tawar dihatiku waktu itu.
Itu dulu, 6 bulan sebelum aku lulus kuliah. Dan itu menjadi kenangan yang terlukis dalam hidupku.
Kini semua itu sudah berlalu, dan aku sudah menjalani separuh perjalanan?... ya, sudah terlewati satu demi satu, kejadian demi kejadian, masa demi masa. dan aku tetap bersyukur atas pilihanku. Ada masa-masa menangis. Ada masa-masa mengeluh dan bertanya "Mengapa Tuhan?"..."Mengapa jadi seperti ini?"
Pekerjaan-Nya masih banyak yang mesti kita kerjakan. Ladang-Nya butuh orang-orang yang memberi diri sepenuh hati untuk mengelola dan mengerjakan pelayanan-Nya kepada seluruh umat manusia dan orang percaya. Tanggung jawab itu ada di dalam diri anak-anak-Nya. Merekalah yang diberi otoritas untuk mengelola dan bertanggung jawab memelihara bumi, karena mereka mengerti apa yang dikehendaki oleh Bapa-nya.
Aku bersyukur karena mengabdikan hidup untuk mempersiapkan generasi muda yang seperti itu. Walaupun tidak banyak orang, tetapi aku yakin anak-anak yang sedang dibina dan dilatih adalah anak-anak yang punya kualitas yang berbeda dalam daya tahan, daya juang dan penyerahan diri mereka pada Tuhan.
Aku berdoa suatu saat dari orang-orang yang dibina, akan lahir rumah sakit-rumah sakit Kristen yang memancarkan nilai-nilai Kristus di tengah dunia pelayanan medis. Dengan pelayanan dari dokter-dokter Kristen yang cinta Tuhan, penuh kasih, berintegritas penuh dan mau bayar harga demi menyatakan kebenaran.
Aku berdoa juga akan lahir pendidik-pendidik Kristen, yang punya kualitas yang mencerminkan "Sang Guru Agung". Mengajarkan nilai-nilai kebenaran kepada anak didiknya, mendidik secara menyeluruh, dan mengubah hidup anak-anak yang diajarkannya kepada kebenaran.
Aku berdoa akan lahir generasi penerus bangsa di berbagai bidang kehidupan dalam bidang-bidang profesi yang sudah dikuduskan bagi Tuhan. Menggunakan bidang profesi sebagai misi, mengelola bumi ciptaan-Nya bagi kemuliaan-Nya, berkeluarga dan menghasilkan anak-anak yang juga berkualitas dan cinta Tuhan-Nya. Puluhan, ratusan, ribuan bahkan jutaan anak-anak Tuhan yang menggarami dan menerangi bumi Indonesia.
Semoga ini bukan hanya doaku, tetapi juga doamu. Dan aku berdoa agar kita masing-masing menjadi jawaban atas doa kita, dengan menjadi yang terbaik yang bisa kita kerjakan bagi kemuliaan-Nya.
Akhir kata.. jika kita hidup, hiduplah bagi Dia yang menciptakanmu dan pemilik hidupmu! Berkaryalah bagi Dia dan ikutlah Dia!
Eph 2:10 "Karena kita ini buatan Allah, diciptakan dalam Kristus Yesus untuk melakukan pekerjaan baik, yang dipersiapkan Allah sebelumnya.
Ia mau, supaya kita hidup di dalamnya."
Ia mau, supaya kita hidup di dalamnya."
Demikian celoteh pagi hariku..
ayo kita bersatu! Jadilah terang!