"Keep On Moving!"
Bahan bacaan : Yohanes 14:1-14
Pernahkah
kamu mengalami kegelisahan dalam hidupmu? Ketidakpastian, ketidakjelasan,
hal-hal yang terjadi di luar rencana,
problem hidup, dst memberi ruang bagi tumbuhnya kegelisahan dalam jiwa.
Peristiwa yang kita baca hari ini terjadi sekitar 24 jam lebih sebelum
peristiwa penyaliban. Yesuspun gelisah (Yoh 12:27;13:21) Yesus akan mengalami
proses penderitaan salib yang menyakitkan, mengalami kematian dan kebangkitan.
Yesus sudah mengatakan sebelumnya kepada murid-murid bahwa Ia akan pergi
meninggalkan mereka. Murid-murid gelisah. Apa yang akan terjadi kedepan jika
Yesus meninggalkan mereka? Yesus sudah menjadi segala-galanya bagi mereka,
tetapi Ia akan pergi. Sebelum peristiwa kelam salib itu terjadi, Yesus
mengingatkan para murid untuk "janganlah gelisah hatimu; percayalah kepada
Allah, percayalah juga kepada-Ku" (1).
Setidaknya
ada beberapa hal yang menjadi alasan bagi kita untuk tidak gelisah menghadapi
kondisi yang tidak pasti dan kekelaman dalam hidup. Pertama, adanya
kepastian bahwa akhir dari semuanya ini adalah kebersamaan dengan Dia di tempat
yang sudah disediakan oleh-Nya. Tujuan akhir hidup kita bukanlah di dunia ini
tetapi di rumah Bapa. Meskipun dunia saat ini menolak kita, setelah akhir zaman
kita akan tinggal di Rumah Bapa selamanya bersatu dengan Dia dalam kekekalan.
Kedua, adanya kepastian jalan menuju Bapa, yaitu
melalui Yesus Kristus. Yesus adalah jalan menuju pada kebenaran dan kehidupan
yang sejati. Apa yang dunia tawarkan adalah semu dan kosong. Kita menderita di
dunia, karena kita memilih untuk berbeda dengan dunia dan menolak yang dunia
tawarkan. Jalan kehidupan yang sejati ada dalam Yesus Kristus. Ia adalah
kebangkitan, Ia adalah Allah yang sejati dan hidup yang kekal. Keyakinan untuk
mengikut Dia dan jalan-Nya membawa konsekwensi penderitaan di dalam dunia,
karena nilai dunia berbeda dengan nilai Kerajaan Allah.
Ketiga, adanya kepastian
bahwa Allah hadir bersama dengan kita. Allah menyatakan Diri-Nya untuk dikenal
dan dilihat oleh manusia. Allah hadir di tengah penderitaan umat-Nya. Allah
merendahkan Diri-Nya, mengambil rupa seorang hamba dan taat sampai mati di kayu
salib, bangkit dari kematian untuk menyelamatkan manusia dari kebinasaan. Ini
menjadi jaminan yang pasti bahwa Ia tidak akan meninggalkan kita sendirian
dalam menghadapi penderitaan dan kegelisahan dalam hidup kita mengikut Dia.
Keempat, adanya kepastian
jawaban doa. Kita diberi tugas untuk melakukan juga pekerjaan-Nya di dunia,
menjadi berkat bagi dunia. Apa saja yang kita minta dalam doa dalam nama Yesus,
bagi pekerjaan-Nya, tujuan-Nya dan kemuliaan-Nya, maka Ia pasti akan
mengabulkan doa kita. Ada 'resources' yang besar yang disediakan-Nya bagi
anak-anak-Nya melalui doa dalam mengerjakan pekerjaan-Nya.
Lalu
bagaimana kita melihat kegelisahan kita? Kita harus tetap tekun mengerjakan
bagian kita meskipun kondisinya sulit, banyak tantangan dalam pelayanan baik
dari dalam maupun dari luar diri. Kita juga harus tetap setia meskipun
tampaknya hasil pekerjaan kita tidak sesuai dengan yang diharapkan. Keempat
prinsip di atas mengingatkan kita untuk terus berjuang bagi pekerjaan Tuhan,
meskipun harus melalui lembah kekelaman, kegelisahan, ketidakpastian dan
mungkin juga jalan buntu. IA mengenal tujuan akhir kekal kita dan jalan menuju
ke sana. IA menuntun langkah kita dan memberi pertolongan (melalui doa kita)
agar kita setia terus berjuang sampai tiba pada tujuan akhir. Semangat!