Greediness
Beberapa hari di Palangkaraya, my home town, membuatku merenung tentang "greediness", kalau dalam kamus on line kata "greedy" berarti :
1. Excessively desirous of acquiring or possessing, especially wishing to possess more than what one needs or deserves.
2. Wanting to eat or drink more than one can reasonably consume; gluttonous.
3. Extremely eager or desirous: greedy for the opportunity to prove their ability.
ya, keinginan untuk memiliki lebih dan lebih lagi, itulah greediness. Bahkan keinginan memiliki apa yang lebih dari kemampuannya atau kebutuhannya. Tapi tidak heran kalau di Indonesia "greediness" ini muncul di mana-mana semacam wabah yang menjalar. Iklan-iklan produk ada di mana-mana! mobil yang kinclong dengan merk kerennya, atau barang-barang elektronik yang terus ter up-date seri terbarunya. Seakan-akan kalau kamu belum memilikinya, kamu termasuk orang yang ketinggalan zaman. Dan "apa yang kamu miliki" jadi merambat ke "apa status sosial seseorang". Kalau kamu pergi dengan mobil mewah, orang akan lebih memandang tinggi dirimu. Atau kalau kamu dari keluarga kaya, urusanmu akan lebih mudah. Makanya orang berlomba-lomba untuk jadi kaya!
Kalau masyarakat kita terbentuk seperti ini.. lalu bagaimana?
Mestinya seseorang dinilai bukan dari apa yang ia miliki (possession) tetapi dari pengabdian dan karya baktinya kepada Tuhan dan masyarakat.
Merenungkan hal ini, aku tertarik untuk melihat lebih dekat kata "greediness" di Alkitab.
beberapa hal yang menarik yang aku baca di Alkitab:
1. Greediness juga terjadi pada para Imam, nabi dan para pemimpin agama. Mereka mengejar untung dan melakukan tipu daya.
Contohnya di Perjanjian Lama Yeremia 6:13-14.. "Sesungguhnya, dari yang kecil sampai yang besar di antara mereka, semuanya mengejar untung (greed), baik nabi maupun imam semuanya melakukan tipu. Mereka mengobati luka umat-Ku dengan memandangnya ringan, katanya: Damai sejahtera! Damai sejahtera!, tetapi tidak ada damai sejahtera"
Yeh 22:25-26 "yang pemimpin-pemimpinnya di tengah-tengahnya seperti singa yang mengaum, yang menerkam mangsanya: manusia ditelan, harta benda dan barang-barang yang berharga dirampas, (greed) janda-janda dibuat bertambah-tambah di tengah-tengahnya. Imam-imamnya memperkosa hukum Taurat-Ku dan menajiskan hal-hal yang kudus bagi-Ku, mereka tidak membedakan antara yang kudus dengan yang tidak kudus, tidak mengajarkan perbedaan yang najis dengan yang tahir, mereka menutup mata terhadap hari-hari Sabat-Ku. Demikianlah Aku dinajiskan di tengah-tengah mereka."
Juga terjadi pada para imam dan ahli Taurat di masa Yesus.
Lukas 11:39 Tetapi Tuhan berkata kepadanya: "Kamu orang-orang Farisi, kamu membersihkan bagian luar dari cawan dan pinggan, tetapi bagian dalammu penuh rampasan dan kejahatan (greed)."
2. Kata Greed berakar dari
Bahasa Ibrani OT:1214 batsa` (baw-tsah'); a primitive root to break off, i.e. (usually) plunder; figuratively, to finish, or (intransitively) stop:
KJV - (be) covet (-ous), cut (off), finish, fulfill, gain (greedily), get, be given to [covetousness], greedy, perform, be wounded.
(Biblesoft's New Exhaustive Strong's Numbers and Concordance with Expanded Greek-Hebrew Dictionary. Copyright © 1994, 2003, 2006 Biblesoft, Inc. and International Bible Translators, Inc.)
Kata bahasa Yunani "pleone" NT: 4123 pleone, pleonektes (pleh-on-ek'-tace); from NT:4119 and NT:2192; holding (desiring) more, i.e. eager for gain (avaricious, hence a defrauder): KJV - covetous.
(Biblesoft's New Exhaustive Strong's Numbers and Concordance with Expanded Greek-Hebrew Dictionary. Copyright © 1994, 2003, 2006 Biblesoft, Inc. and International Bible Translators, Inc.)
Dalam bahasaku : menginginkan untuk mendapat hal yang lebih banyak lagi. Tidak puas dengan apa yang ada.
Akar penyebab greediness (base on observation):
1. Culture di sekitar kita yang terbentuk dengan standard dunia tentang sukses, materi, etc
2. Melihat kepada kesuksesan orang lain: mobil, barang, rumah, etc yang kita punya membuat kita tidak puas dengan apa yang kita miliki. Merasa kurang bahagia jika tidak memiliki apa yang diinginkan.
3. Keinginan untuk memiliki, sampai kepada "lust" (hawa nafsu) : keinginan mata, keinginan daging dan keangkuhan hidup.. "Sebab semua yang ada di dalam dunia, yaitu keinginan daging dan keinginan mata serta keangkuhan hidup, bukanlah berasal dari Bapa, melainkan dari dunia."(I Yoh 2:16)
4. Hawa ketika jatuh ke dalam dosa juga mulai dari meragukan Firman Tuhan, menurunkan standard Firman, melihat buah itu baik dan sedap dan menarik hati, lalu ia mengambil buah itu dan memakannya dan membagikannya kepada Adam, suaminya (Kej 3:1-7). Manusia jatuh ke dalam dosa yang hanya Kristus dalam penderitaan-Nya di kayu salib, membayar, menebus dosa-dosa kita umat manusia.
Bagaimana supaya tidak greedy:
1. Berdisiplin membuat batasan buat diri (boundaries). Mana yang boleh dan yang tidak boleh.Set your standard of life (life style), hal-hal yang penting dan hal-hal yang utama.
2. Cek your motivation, khususnya alasan dalam pembelian barang, pemikiran untuk jangka panjang dan jangka pendek etc..
3. Buat life planning termasuk dalam hal keuangan, possesion, terkhusus set your "rule of life", bagaimana engkau menghidupi hidupmu selama di dunia..
4. Melatih disiplin rohani tentang hidup sederhana dan sehat.
5. Adalah lebih baik memberi daripada menerima. Belajar untuk memberi, melipatgandakan apa yang ada untuk kebaikan banyak orang. Anda bisa memulai dengan memberi beasiswa studi bagi anak-anak terlantar, menolong orang yang berkekurangan atau project-project misi yang menjadi berkat bagi orang lain. Ingat perumpamaan talenta, lipat ganda talenta itu untuk kemuliaan Tuhan.
Ayo belajar bersama-sama tentang menjaga diri kita agar tidak "greedy".. sharing pengalaman anda akan sangat menolong untuk saling berbagi dan mendoakan..
Next journal adalah tentang "Kekayaan menurut sudut pandang Alkitab" (to be continued)..
salam perjuangan as disciple,
Fona
Contohnya di Perjanjian Lama Yeremia 6:13-14.. "Sesungguhnya, dari yang kecil sampai yang besar di antara mereka, semuanya mengejar untung (greed), baik nabi maupun imam semuanya melakukan tipu. Mereka mengobati luka umat-Ku dengan memandangnya ringan, katanya: Damai sejahtera! Damai sejahtera!, tetapi tidak ada damai sejahtera"
Yeh 22:25-26 "yang pemimpin-pemimpinnya di tengah-tengahnya seperti singa yang mengaum, yang menerkam mangsanya: manusia ditelan, harta benda dan barang-barang yang berharga dirampas, (greed) janda-janda dibuat bertambah-tambah di tengah-tengahnya. Imam-imamnya memperkosa hukum Taurat-Ku dan menajiskan hal-hal yang kudus bagi-Ku, mereka tidak membedakan antara yang kudus dengan yang tidak kudus, tidak mengajarkan perbedaan yang najis dengan yang tahir, mereka menutup mata terhadap hari-hari Sabat-Ku. Demikianlah Aku dinajiskan di tengah-tengah mereka."
Juga terjadi pada para imam dan ahli Taurat di masa Yesus.
Lukas 11:39 Tetapi Tuhan berkata kepadanya: "Kamu orang-orang Farisi, kamu membersihkan bagian luar dari cawan dan pinggan, tetapi bagian dalammu penuh rampasan dan kejahatan (greed)."
2. Kata Greed berakar dari
Bahasa Ibrani OT:1214 batsa` (baw-tsah'); a primitive root to break off, i.e. (usually) plunder; figuratively, to finish, or (intransitively) stop:
KJV - (be) covet (-ous), cut (off), finish, fulfill, gain (greedily), get, be given to [covetousness], greedy, perform, be wounded.
(Biblesoft's New Exhaustive Strong's Numbers and Concordance with Expanded Greek-Hebrew Dictionary. Copyright © 1994, 2003, 2006 Biblesoft, Inc. and International Bible Translators, Inc.)
Kata bahasa Yunani "pleone" NT: 4123 pleone, pleonektes (pleh-on-ek'-tace); from NT:4119 and NT:2192; holding (desiring) more, i.e. eager for gain (avaricious, hence a defrauder): KJV - covetous.
(Biblesoft's New Exhaustive Strong's Numbers and Concordance with Expanded Greek-Hebrew Dictionary. Copyright © 1994, 2003, 2006 Biblesoft, Inc. and International Bible Translators, Inc.)
Dalam bahasaku : menginginkan untuk mendapat hal yang lebih banyak lagi. Tidak puas dengan apa yang ada.
Akar penyebab greediness (base on observation):
1. Culture di sekitar kita yang terbentuk dengan standard dunia tentang sukses, materi, etc
2. Melihat kepada kesuksesan orang lain: mobil, barang, rumah, etc yang kita punya membuat kita tidak puas dengan apa yang kita miliki. Merasa kurang bahagia jika tidak memiliki apa yang diinginkan.
3. Keinginan untuk memiliki, sampai kepada "lust" (hawa nafsu) : keinginan mata, keinginan daging dan keangkuhan hidup.. "Sebab semua yang ada di dalam dunia, yaitu keinginan daging dan keinginan mata serta keangkuhan hidup, bukanlah berasal dari Bapa, melainkan dari dunia."(I Yoh 2:16)
4. Hawa ketika jatuh ke dalam dosa juga mulai dari meragukan Firman Tuhan, menurunkan standard Firman, melihat buah itu baik dan sedap dan menarik hati, lalu ia mengambil buah itu dan memakannya dan membagikannya kepada Adam, suaminya (Kej 3:1-7). Manusia jatuh ke dalam dosa yang hanya Kristus dalam penderitaan-Nya di kayu salib, membayar, menebus dosa-dosa kita umat manusia.
Bagaimana supaya tidak greedy:
1. Berdisiplin membuat batasan buat diri (boundaries). Mana yang boleh dan yang tidak boleh.Set your standard of life (life style), hal-hal yang penting dan hal-hal yang utama.
2. Cek your motivation, khususnya alasan dalam pembelian barang, pemikiran untuk jangka panjang dan jangka pendek etc..
3. Buat life planning termasuk dalam hal keuangan, possesion, terkhusus set your "rule of life", bagaimana engkau menghidupi hidupmu selama di dunia..
4. Melatih disiplin rohani tentang hidup sederhana dan sehat.
5. Adalah lebih baik memberi daripada menerima. Belajar untuk memberi, melipatgandakan apa yang ada untuk kebaikan banyak orang. Anda bisa memulai dengan memberi beasiswa studi bagi anak-anak terlantar, menolong orang yang berkekurangan atau project-project misi yang menjadi berkat bagi orang lain. Ingat perumpamaan talenta, lipat ganda talenta itu untuk kemuliaan Tuhan.
Ayo belajar bersama-sama tentang menjaga diri kita agar tidak "greedy".. sharing pengalaman anda akan sangat menolong untuk saling berbagi dan mendoakan..
Next journal adalah tentang "Kekayaan menurut sudut pandang Alkitab" (to be continued)..
salam perjuangan as disciple,
Fona