Self Centered Life

Celoteh di hari Sabtu.

Kembali lagi berceloteh di hari ini.. kali ini memikirkan tentang "self centered life". Ya, setelah aku pikir-pikir setelah sekian lama libur di kampung halaman, akhirnya aku berpikir bahwa salah satu masalah manusia adalah "self centered". Pemuasan diri yang tidak akan pernah habisnya. Keegoisan, kepentingan diri yang pada akhirnya mengorbankan kepentingan orang lain demi mendapatkan kepentingan diri. Demi memproteksi kepentingan diri, kepentingan orang lain dikorbankan.

Salah satu contoh yang aku angkat adalah tentang eksploitasi alam oleh manusia-manusia rakus. Demi mendapatkan uang, manusia mengekploitasi alam secara gila-gilaan. Emas, minyak, batubara, hutan, dst, dieksploitasi sedemikian rupa. Di dekat kampung halamanku, penduduk mendulang emas dengan melepaskan Mercuri ke sungai-sungainya. Untuk membuka perkebunan sawit, hutan dibabat habis diganti dengan pohon-pohon kelapa sawit yang tidak bisa dihuni oleh binatang penghuni hutan sebelumnya. Belum lagi pupuk untuk kelapa sawit yang mencemari lingkungan.

Semua itu menghasilkan uang. Orang-orang yang mengeruk untung di dalamnya bisa membeli mobil mewah, makanan dan barang-barang mewah, etc. Tapi, kesengsaraan orang lain tidak mereka pikirkan. Konsekwensi yang harus ditanggung oleh orang lain begitu besarnya. Penderitaan akibat bencana alam seperti banjir, kekeringan, udara/cuaca panas yang ekstrim, pencemaran lingkungan, kabut asap yang mengganggu kesehatan, dll, merugikan masyarakat sekitar yang hanya sedikit mengecap keuntungan dari kehadiran perusahaan dan usaha-usaha eksploitasi alam ini.

Sebenarnya salah satu masalah utamanya adalah, manusia itu sangat "self centered". Self centered yang sudah tak terkendalikan ini menyebabkan kerakusan dan ketamakan manusia. Sudah tidak peduli lagi akibatnya bagi orang lain, tetapi lebih mementingkan kepentingan diri sendiri.

Mungkin waktu membaca tulisan ini anda menjadi bosan.. ya, bisa saja jadi bosan karena setiap hari mendengar orang mengeluhkan tentang hal ini tetapi tidak ada tindakan nyata untuk perubahan. Ya, saya juga bosan memikirkan dan meratapinya setiap hari selama liburan ini. Sampai-sampai kepikiran terus di mana-mana. Coba buat perencanaan masa depan, dst. Ahhhh, jadi berhenti ketika melihat diri yang juga on trouble dan seakan tidak bisa berbuat apa-apa. Arus yang begitu kuat bahkan disekelilingku dengan sistem nilai yang berbeda membuatku berpikir ulang bahwa aku betul-betul seperti melawan arus. Aku lebih sering terhanyut dibanding bertahan.

Mungkin ini adalah sesi mengeluh :(.. tapi memang hidup ini akan muncul masa-masa seperti ini. Asal jangan berlama-lama berendam dalam arus yang sangat berbahaya ini.. bisa menyeretmu ke arah yang salah. Godaannya begitu kuat, cobaannya menghadang di depan mata. Tetapi justru di sana ada keindahannya, ketika berhasil melewati semua dengan berdiri teguh menjaga iman. Fight till the end on your fight.

Entah apa yang menjadi keputusanku di masa mendatang. Hidup bisa saja berubah cepat, rencana kita berbeda dengan rencana Tuhan. Yah, aku cuma bisa menunggu sampai rencana-Nya terpampang jelas di depan mata. Jika memang hidup harus dikorbankan untuk sebuah visi, biarlah ia berkorban pada pilihan yang tepat. Pilihan yang bukan karena kondisi atau keadaan, tetapi karena memang jari tangan-Nya menunjukkan tempat itu sebagai tempat yang Ia sediakan.. untuk memberitakan tentang Dia, Raja di atas segala raja.

I hope I could survive..
survive to fight against my ownself, my selfish ambition
survive to fight against our selfish culture
survive against the world selfish power..

Selamat berjuang :)


Postingan populer dari blog ini

Mempersiapkan dan Menyusun Khotbah/Renungan

Jalan Keselamatan

Doa Agur Amsal 30:7-9