Flowing with my netbook keyboard.

Bagaimana anda ingin dikenang?” demikian pertanyaan seorang ketika mewawancarai seorang Penginjil terkenal, John Stott. John Stott menjawab “Saya ingin dikenang sebagai seorang Kristen biasa, yang berjuang dalam seluruh keinginannya untuk menemukan arti, menjelaskan, memahami, merelasikan, dan menerapkan Firman Tuhan.”.
Banyak orang berbeda-beda menjawab pertanyaan tentang “Bagaimana anda ingin dikenang?”. Ada satu rekan yang rindu bahwa di batu nisannya ada tulisan sederhana “Seorang Konselor”. Itu terkait dengan hidupnya yang telah menjadi konselor bagi banyak orang. Dulu, ketika melintasi sebuah pemakaman Kristen, terekam dalam ingatan sebuah makam yang terukir tulisan Rasul Paulus dalam II Timotius 4:7 di batu nisannya.
Aku telah mengakhiri pertandingan yang baik, aku telah mencapai garis akhir
dan aku telah memelihara iman. “
Bagaimana anda paling ingin dikenang?
Semoga bukan hanya apa yang akan tertulis di batu nisanmu, tetapi yang terpenting adalah apa yang tertulis di dalam Buku Kehidupan, yang mencatat tentang hidupmu. Yang terakhir tampaknya amat sangat penting, dan bisa jadi akan membuat detak jantung kita berdebar cepat. Ya, semua bagian dari hidup kita akan ada catatannya, bukan?
Waktu terasa cepat berlalu. Tiba-tiba menyadari bahwa keadaan orang-orang disekeliling berubah. Satu per satu hidup berubah. Keluarga dibentuk, anak-anak lahir, beranjak besar, pekerjaan bertambah, peristiwa demi peristiwa silih berganti. Life is always changing...mungkin disitulah salah satu letaknya keindahan hidup.
Ayat tentang perumpamaan seorang penabur menjadi bagian yang aku renungkan pagi ini. Aku mencoba menulis renungan singkat 1500 cws melalui perikop tentang Penabur. Ayat yang menjadi fokusku adalah ayat ini:
Dan akhirnya yang ditaburkan di tanah yang baik, ialah orang yang mendengar dan menyambut firman itu lalu berbuah, ada yang tiga puluh kali lipat, ada yang enam puluh kali lipat, dan ada yang seratus kali lipat." Mark 4:20
Serupa dengan apa yang ada dalam ayat ini, Bob Huford seorang pengusaha, hamba Tuhan dan penulis buku, menginginkan tulisan “100x” tertulis pada nisannya. Artinya ia ingin hidup yang berbuah 100x.
Lukas memberikan gambaran yang sedikit lebih detail dari Markus tentang ayat 'tanah yang baik' ini.
Yang jatuh di tanah yang baik itu ialah orang, yang setelah mendengar firman itu, menyimpannya dalam hati yang baik dan mengeluarkan buah dalam ketekunan." Luk 8:15 (TB)
atau dalam terjemahan lain:
But that which fell on the good ground, these are such who when they heard the word, with a noble and good heart, hold on to it and bear fruit with endurance.” Luk 8:15 (EMTV)-English Majority Text Version
Wow. Ya, ciri-ciri tanah yang baik setidaknya muncul ke permukaan melalui ayat ini. “Noble and good heart”, “Hold on it”, “bear fruit with endurance”
Kata 'noble heart' disitu, kalau ditelusuri arti katanya : memiliki kualitas dasar yang baik, mengekspresikan keindahan sebagai suatu harmoni, kesempurnaan, keseimbangan dan proporsi.
beautiful, handsome, excellent, eminent, choice, surpassing, precious, useful, suitable, commendable, admirable

dan kata 'good' definisinya : baik, memberikan hasil, berguna bagi orang lain
1) of good constitution or nature 2) useful, salutary 3) good, pleasant, agreeable, joyful, happy 4) excellent, distinguished 5) upright, honourable
Hati yang baik. Disitu kata kuncinya.
Hati yang menyukakan hati Tuhan. Hati yang tidak dibuat-buat supaya menjadi baik. Tetapi hati yang pada dasarnya kualitasnya baik. Bagaimana untuk memiliki hati seperti ini?
Pastilah tidak mungkin pekerjaan manusia yang menghasilkan hati seperti itu. Tidak mungkin. Karena ia berbicara tentang kualitas dasar.
Allah yang meletakkan hati seperti itu. Allah yang menjadikannya. Hati yang dipercaya untuk menyimpan rahasia kerajaan Sorga. Hati anak-anak-Nya, murid-murid-Nya. Di hati yang seperti itu, firman Tuhan dipegang teguh, bertumbuh dengan subur. Di sana firman itu tidak dapat diambil oleh Iblis, tidak mudah layu karena penindasan dan penganiayaan, tidak dapat dicengkeram oleh kekuatiran dunia, ketakutan, tipu daya kekayaan dan nafsu daging.
Di hati yang sederhana seperti itu, benih firman bertumbuh dengan bebas, leluasa dan menghasilkan buah. Ada yang 30x, 60x, dan 100x. Tanah hati yang “compatible” dengan firman Tuhan.

Bagaimana dengan hatimu? Sudah puaskah engkau dengan kondisi hati yang seperti itu?

Ayo bertumbuh bersama.
In Christ,

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mempersiapkan dan Menyusun Khotbah/Renungan

Doa Agur Amsal 30:7-9

Jalan Keselamatan