Tentang "Violence" (kekerasan)
Pagi ini kami belajar tentang "Violence in the Bible". Ketika dosen menjelaskan tentang sebuah paper tentang topik di atas, aku terbayang tentang kekerasan Indonesia. Mulai dari konflik Ambon, Sampit, Sampang, juga pembunuhan misterius di Papua, dst. Terbayang juga tentang penganiayaan terhadap beberapa orang Kristen, gereja yang pernah dibakar di Indonesia, juga berbagai kekerasan lainnya yang begitu dekat dengan kehidupan nyata orang Indonesia.
Aku teringat akan peristiwa Ambon beberapa tahun yang lalu, ketika terjadi "perang" antara kampung Kristen dan kampung Muslim. Apakah perang atas nama agama diperbolehkan? Bukankah semua agama mengajarkan tentang kasih? Lalu kenapa menggunakan agama sebagai alasan untuk membunuh?
Aku juga teringat tentang peristiwa Sampit yang juga sangat menyesakkan. Peristiwa di mana orang dayak mengusir orang Madura dari tanah mereka. Bahkan ada sweeping, dan cara-cara yang tidak manusiawi lainnya untuk mengusir mereka dari tanah Kalimantan Tengah. Bagaimana Alkitab memandang hal tersebut? bagaimana cara pandang orang Kristen menghadapinya?
Dalam Alkitab kita belajar tentang kasih. Jika seseorang menampar pipi kirimu, berikan juga pipi kananmu. Kita juga teringat akan peristiwa Salib, dimana Kristus yang disalib diam, kelu seperti domba, tidak memberi perlawanan. Apakah selamanya mengalah itu disebut kalah? Mengapa di dunia ini semua orang ingin menang dan tidak mau mengalah?
Kembali, sampai dengan siang tadi aku masih merenungkan tentang Indonesia. Kesedihanku adalah melihat negeriku masih juga penuh dengan kekerasan. Berita negatif tentang kekerasan terdengar di media massa. Di mana orang Kristennya? di mana terangnya? di mana garamnya?
Lebih lanjut kami masuk ke survey tentang kitab Hakim-Hakim di Alkitab. Tertulis di sana tentang latar belakang Israel setelah zaman Yosua. Orang Israel meninggalkan Tuhan, menyembah dewa-dewa tanah Kanaan, menikah dengan orang-orang Kanaan yang menyembah dewa lain. Kondisi itu menjadi pintu gerbang awal dari kerusakan moral Israel pada zaman Hakim-Hakim. Selanjutnya disepanjang kitab itu Tuhan membangkitkan Hakim untuk menyelamatkan Israel dari serangan musuhnya. Tapi kesetiaan Israel pada Tuhan hanya sebatas pada kehadiran pemimpin di sepanjang kehidupan para Hakim.
Bahkan di kitab ini juga menemukan kelemahan dari para Hakim seperti Gideon, Abimelek, Samson, bagaimana mereka secara manusia adalah orang yang sudah tercemar oleh dosa. Namun dalam kasih karunia Tuhan mereka tetap dipakai Tuhan sebagai instrumen penyelamatan Israel dari tangan bangsa-bangsa disekitarnya.
Kembali sepanjang hari ini aku merenungkan kesemua peristiwa yang kualami sepanjang hari ini ke dalam sebuah konklusi. Ada beberapa kesamaan : kondisi moral yang sudah rusak yang aku lihat di negaraku Indonesia (kekerasan, ketidakadilan, ketidakbenaran, etc), ketidakhadiran pemimpin Kristen yang membawa perubahan (seperti para Hakim, dst). Merenungkan tentang para Hakim hari ini mengingatkanku bahwa Tuhan tetap memakai para pemimpin (Hakim) Israel di tengah segala kekurangan mereka untuk menjadi instrument Tuhan membawa keselamatan bagi bangsa Israel.
Bagaimana dengan kehidupanku? Apakah rencana hidupku sudah selaras dengan misi Tuhan bagi pembaharuan dunia ini ke dalam Kerajaan Nya? Apakah seluruh hidupku sudah sesuai dengan master plan Tuhan?
Biarlah kita punya waktu sejenak untuk pause, berdiam dan mencari jawabannya dari Tuhan.
salam,
Fona
Aku teringat akan peristiwa Ambon beberapa tahun yang lalu, ketika terjadi "perang" antara kampung Kristen dan kampung Muslim. Apakah perang atas nama agama diperbolehkan? Bukankah semua agama mengajarkan tentang kasih? Lalu kenapa menggunakan agama sebagai alasan untuk membunuh?
Aku juga teringat tentang peristiwa Sampit yang juga sangat menyesakkan. Peristiwa di mana orang dayak mengusir orang Madura dari tanah mereka. Bahkan ada sweeping, dan cara-cara yang tidak manusiawi lainnya untuk mengusir mereka dari tanah Kalimantan Tengah. Bagaimana Alkitab memandang hal tersebut? bagaimana cara pandang orang Kristen menghadapinya?
Dalam Alkitab kita belajar tentang kasih. Jika seseorang menampar pipi kirimu, berikan juga pipi kananmu. Kita juga teringat akan peristiwa Salib, dimana Kristus yang disalib diam, kelu seperti domba, tidak memberi perlawanan. Apakah selamanya mengalah itu disebut kalah? Mengapa di dunia ini semua orang ingin menang dan tidak mau mengalah?
Kembali, sampai dengan siang tadi aku masih merenungkan tentang Indonesia. Kesedihanku adalah melihat negeriku masih juga penuh dengan kekerasan. Berita negatif tentang kekerasan terdengar di media massa. Di mana orang Kristennya? di mana terangnya? di mana garamnya?
Lebih lanjut kami masuk ke survey tentang kitab Hakim-Hakim di Alkitab. Tertulis di sana tentang latar belakang Israel setelah zaman Yosua. Orang Israel meninggalkan Tuhan, menyembah dewa-dewa tanah Kanaan, menikah dengan orang-orang Kanaan yang menyembah dewa lain. Kondisi itu menjadi pintu gerbang awal dari kerusakan moral Israel pada zaman Hakim-Hakim. Selanjutnya disepanjang kitab itu Tuhan membangkitkan Hakim untuk menyelamatkan Israel dari serangan musuhnya. Tapi kesetiaan Israel pada Tuhan hanya sebatas pada kehadiran pemimpin di sepanjang kehidupan para Hakim.
Bahkan di kitab ini juga menemukan kelemahan dari para Hakim seperti Gideon, Abimelek, Samson, bagaimana mereka secara manusia adalah orang yang sudah tercemar oleh dosa. Namun dalam kasih karunia Tuhan mereka tetap dipakai Tuhan sebagai instrumen penyelamatan Israel dari tangan bangsa-bangsa disekitarnya.
Kembali sepanjang hari ini aku merenungkan kesemua peristiwa yang kualami sepanjang hari ini ke dalam sebuah konklusi. Ada beberapa kesamaan : kondisi moral yang sudah rusak yang aku lihat di negaraku Indonesia (kekerasan, ketidakadilan, ketidakbenaran, etc), ketidakhadiran pemimpin Kristen yang membawa perubahan (seperti para Hakim, dst). Merenungkan tentang para Hakim hari ini mengingatkanku bahwa Tuhan tetap memakai para pemimpin (Hakim) Israel di tengah segala kekurangan mereka untuk menjadi instrument Tuhan membawa keselamatan bagi bangsa Israel.
Bagaimana dengan kehidupanku? Apakah rencana hidupku sudah selaras dengan misi Tuhan bagi pembaharuan dunia ini ke dalam Kerajaan Nya? Apakah seluruh hidupku sudah sesuai dengan master plan Tuhan?
Biarlah kita punya waktu sejenak untuk pause, berdiam dan mencari jawabannya dari Tuhan.
salam,
Fona