Bagaimana Yesus Dapat Meloloskan Kita Dari Penipuan
Ron adalah anak yang diperlakukan dengan kasar. Hampir setiap hari ia dipukuli. Sudah dua kali ia dicambuk dengan kawat duri. Karena itu ia bertumbuh menjadi suami dan ayah yang kejam. Ia gagap sekali dan tidak dapat membaca ataupun menulis. Ia seorang pemabuk yang parah, pemakain obat bius dan pendukung ilmu gaib. Istrinya, Beryl, dan dua orang putranya, diperlakukan dengan kejam.
Dalam tahun 1959, ketika ada kebangunan rohani di Sydney, seorang pemborong bangunan yang beragama Kristen sedang memperbaiki rumah mereka. Ia mengundang Beryl (Istri Ron) untuk menghadiri Kebangunan Rohani. Malam itu Billy Graham berkhotbah tentang rumah tangga. Billy Graham mengatakan : "setiap anak berhak untuk tinggal dalam keluarga Kristen". Beryl menerima Yesus pada malam itu, lalu ia pulang menjumpai suaminya yang sedang mabuk dan berkata, "Saya sudah menyerahkan diri kepada Yesus malam ini." Ron memperhatikan Beryl sepanjang pekan itu dan melihat adanya perubahan di dalam diri istrinya.
Walaupun tidak dapat membaca, Ron bekerja sebagai supir bis. Selama Kebangunan Rohani itu berlangsung di Sydney, kadang-kadang ia harus mengangkut para penumpang ke Kebangunan Rohani tersebut. Kadang ia juga harus menunggu sampai pertemuan itu berakhir.
Biasanya dalam perjalanan pulang, mobil Ron "dengan sendirinya" berhenti di tempat di mana ia biasa minum minuman keras dan mabuk. Malam itu, entah kenapa ia tidak mangkal di tempat itu. Ia pulang ke rumah dengan tidak mabuk dan bertemu dengan pemborong bangunan yang ramah yang memperbaiki rumahnya. Pemborong bangunan itu mengundang ROn untuk ikut Kebaktian rohani dan Ron akhirnya menerimanya. Mereka pergi menghadiri Kebaktian itu. Ron memilih tempat duduk yang paling atas dan yang paling jauh dari podium.
Sore itu ketika Billy Graham memberi undangan, Billy Graham melakukan sesuatu yang tidak biasa ia lakukan. Ia berkata "Mari kita nyanyikan satu bait lagi. Saya merasa di baris belakang ada seseorang yang kalau ia tidak maju ke depan dan berdamai dengan Allah malam ini, ia akan kehilangan kesempatan yang terakhir." Tidak lama setelah itu Ron Baker mendapati dirinya berdiri di depan podium.
Ketika seorang pembimbing muda membuka alkitab dan membimbingnya, Ron berkata, "Jangan repot-repot nak, saya tidak dapat membaca."
Karena itu si pembimbing membacakan tiga ayat kepadanya: "Karena semua orang telah berbuat dosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah" (Roma 3:23). "Upah dosa ialah maut" (Roma 6:23) dan "Jika kita mengaku dosa kita, maka Ia adalah setia dan adil, sehingga Ia akan mengampuni segala dosa kita dan menyucikan kita dari segala kejahatan" (I Yoh 1:9).
Ron hidup berdasarkan ketiga ayat itu selama dua atau tiga tahun berikutnya. Ia bertemu dengan dua orang suster Katolik yang bersedia mengajarnya membaca. Ia tidak lagi terikat dengan alkohol, obat bius dan kuasa gaib. Setelah belajar membaca, ia masuk sekolah Alkitab. Biayanya diperoleh dari hasil mengendarai bis. Setelah lulus, ia menjadi pendeta di sebuah gereja selama 10 tahun. Sejak saat itu ia sering mengadakan pertemuan penginjilan dan menjadi salah satu penginjil yang terkenal di Australia.
Kedua putranya menjadi orang Kristen dan menikah dengan orang Kristen. Keluarganyapun dibina secara Kristen. Pada tahun 1983 ia mendapatkan cucu perempuan.
Mungkin Anda, pembaca tulisan ini, mengenal seseorang yang sedang berada dalam cengkraman kuasa Iblis atau yang sedang terperangkap ke dalam suatu bidat. Puji Tuhan, masih ada harapan, masih ada pembebasan, masih ada pengampunan, masih ada pemulihan.
Ron Baker bukan saja diselamatkan, tetapi hidupnya dipakai Tuhan untuk membawa harapan dan semangat kepada ribuan orang melalui radio, televisi, dan di pertemuan-pertemuan umum. Hal seperti itu dapat terjadi pada Anda atau teman Anda yang mungkin saat ini masih "terjerat" perangkap Iblis.
Disadur dari buku "Derap Kuda yang sedang Mendekat" (Empat Penunggang Kuda dari Kitab Wahyu, Billy Graham)
Dalam tahun 1959, ketika ada kebangunan rohani di Sydney, seorang pemborong bangunan yang beragama Kristen sedang memperbaiki rumah mereka. Ia mengundang Beryl (Istri Ron) untuk menghadiri Kebangunan Rohani. Malam itu Billy Graham berkhotbah tentang rumah tangga. Billy Graham mengatakan : "setiap anak berhak untuk tinggal dalam keluarga Kristen". Beryl menerima Yesus pada malam itu, lalu ia pulang menjumpai suaminya yang sedang mabuk dan berkata, "Saya sudah menyerahkan diri kepada Yesus malam ini." Ron memperhatikan Beryl sepanjang pekan itu dan melihat adanya perubahan di dalam diri istrinya.
Walaupun tidak dapat membaca, Ron bekerja sebagai supir bis. Selama Kebangunan Rohani itu berlangsung di Sydney, kadang-kadang ia harus mengangkut para penumpang ke Kebangunan Rohani tersebut. Kadang ia juga harus menunggu sampai pertemuan itu berakhir.
Biasanya dalam perjalanan pulang, mobil Ron "dengan sendirinya" berhenti di tempat di mana ia biasa minum minuman keras dan mabuk. Malam itu, entah kenapa ia tidak mangkal di tempat itu. Ia pulang ke rumah dengan tidak mabuk dan bertemu dengan pemborong bangunan yang ramah yang memperbaiki rumahnya. Pemborong bangunan itu mengundang ROn untuk ikut Kebaktian rohani dan Ron akhirnya menerimanya. Mereka pergi menghadiri Kebaktian itu. Ron memilih tempat duduk yang paling atas dan yang paling jauh dari podium.
Sore itu ketika Billy Graham memberi undangan, Billy Graham melakukan sesuatu yang tidak biasa ia lakukan. Ia berkata "Mari kita nyanyikan satu bait lagi. Saya merasa di baris belakang ada seseorang yang kalau ia tidak maju ke depan dan berdamai dengan Allah malam ini, ia akan kehilangan kesempatan yang terakhir." Tidak lama setelah itu Ron Baker mendapati dirinya berdiri di depan podium.
Ketika seorang pembimbing muda membuka alkitab dan membimbingnya, Ron berkata, "Jangan repot-repot nak, saya tidak dapat membaca."
Karena itu si pembimbing membacakan tiga ayat kepadanya: "Karena semua orang telah berbuat dosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah" (Roma 3:23). "Upah dosa ialah maut" (Roma 6:23) dan "Jika kita mengaku dosa kita, maka Ia adalah setia dan adil, sehingga Ia akan mengampuni segala dosa kita dan menyucikan kita dari segala kejahatan" (I Yoh 1:9).
Ron hidup berdasarkan ketiga ayat itu selama dua atau tiga tahun berikutnya. Ia bertemu dengan dua orang suster Katolik yang bersedia mengajarnya membaca. Ia tidak lagi terikat dengan alkohol, obat bius dan kuasa gaib. Setelah belajar membaca, ia masuk sekolah Alkitab. Biayanya diperoleh dari hasil mengendarai bis. Setelah lulus, ia menjadi pendeta di sebuah gereja selama 10 tahun. Sejak saat itu ia sering mengadakan pertemuan penginjilan dan menjadi salah satu penginjil yang terkenal di Australia.
Kedua putranya menjadi orang Kristen dan menikah dengan orang Kristen. Keluarganyapun dibina secara Kristen. Pada tahun 1983 ia mendapatkan cucu perempuan.
Mungkin Anda, pembaca tulisan ini, mengenal seseorang yang sedang berada dalam cengkraman kuasa Iblis atau yang sedang terperangkap ke dalam suatu bidat. Puji Tuhan, masih ada harapan, masih ada pembebasan, masih ada pengampunan, masih ada pemulihan.
Ron Baker bukan saja diselamatkan, tetapi hidupnya dipakai Tuhan untuk membawa harapan dan semangat kepada ribuan orang melalui radio, televisi, dan di pertemuan-pertemuan umum. Hal seperti itu dapat terjadi pada Anda atau teman Anda yang mungkin saat ini masih "terjerat" perangkap Iblis.
Disadur dari buku "Derap Kuda yang sedang Mendekat" (Empat Penunggang Kuda dari Kitab Wahyu, Billy Graham)